Senin, 05 Januari 2015

Mencoba menjadi pendengar

Masih tentang bagaimana cara menjadi pendengar yang baik. Sudah mencoba tapi gagal,  tapi aku ga mau menyebutnya sebagai suatu kegagalan tapi adalah masih dalam suatu proses. Ya.. proses belajar untuk mendengarkan orang lain.. di dunia ini memiliki populasi yang tak terhingga,  semakin hari jumlah penduduk senakin bertambah dan kita akan lebuh sering mendengarkan suara bayi menangus. Dengan begitu akanlah menjadi suara keluh kesah yang bakalan kita coba untuk dengar supaya kita bisa menjadi pendengar yang baik. Memahami kehidupan salah satunya dengan mendengar,  lebarkan cuping telinga menemukan banyak kisah dari cerita cerita orang lain yang kita dengarkan.  Aku percaya bahwa perbedaan itu akan membawa kita dalam suatu proses kehidupan yang sesungguhnya. Dalam menjadi pendengar yang baik kita haruslah memupuk rasa simpati dan empati. Kita harus menggunakan rasa empati dan simpati tersebut di saat yg tepat. Nah dalam hal ini aku merasa sulit untuk menerapkannya. Ikut merasakan suka cita atau duka cita merukapan cara memupuk rasa empati dan simpati dalam mendengar, akan tetapi ada beberapa hal yang menurutku bisa membawa kesalahan apabila rasa tersebut terutama rasa suka cita bisa menjerumuskan kita pada rasa iri. 


Iri adalah hal yang wajar tapi intesitas lah yang harus dipertimbangkan. Bagaimana ra mengatur jumlah iri atau bahkan kalau bisa ditransfer rasa iri tersebut menjadi hal positif salah satunya faktor penyemangat untuk melakukan hal baik. Ya irilah terhadap sesuatu yang baik menurut kata hatimu bukan yang baik menurut pandanganmu. Masih dalam konteks bagaimana cara menjadi pendengar. Menjadi pendengar berarti kita harus berlatih menjadi pendiam.  Banyak kiasan tentang diam bahkan ada yang bilang diam adalah emas.. yang diam yang menghanyutkan.  Banyak hal yang bisa kita lakukan dikala kita diam dan mendengarkan.  Saat kamu diam dan kamu mendengarkan maka perhatikan dan pelajari apa yang kamu dengar.  Dengan mempelajari cerita orang lain tidak menutup kemungkinan kita belajar dari kisah tersebut. Atau mungkin kita ga sengaja bakalan ngerasain hal yang sama tersebut. Ga ada salahnya kan belajar dulu,  yaah ibaratnya kita udah dapet kunci jawaban dari pertanyaan kehidupan. Atau kalau kita pernah mengalami hal yang sama dengan begitu kita bisa berbagi. Saat ini lah saat yang tepat kita buat berbicara. Perlu juga mengutarakan pendapat, berbicara harus tepat.  Tapi menurutku intensitas mendengar dan bicara alangkah baiknya banyakan mendengar.  Karena kita diberi 2 telinga untuk mendengar lebih daripada 1mulut untuk berbicara yang perlu saja.
Era sekarang ini akan menjadi sangat sulit sekali menjadi pendengar yang baik. Mungkin telinga bisa mendengar tapi sekarang sering terlihat orang mendengar tapi mereka merasa multi talent dengan sambil maenan handphone.  Menurutku itu adalah pendengar tapi pendengar yang sangat buruk,  sama sekali tidak menggunakan rasa simpati dan empati.  Pendengar yang egois mungkin,  karena memberikan eaktu untuk temannya saja enggan,  malah sibuk dengan kepentingannya sendiri dengan gadgetnya. Tak heran semakin sedikit pendengar yang bisa kita temui jaman sekarang ini.
Problematika mendengar adalah respon dari itu. Bagaimana akan muncul keinginan untuk menyela dengan pernyataan setuju maupun tidak setuju.  Terkadang juga akan berujung pada hal buruk seperti ngomongin orang lain.  Kalau mau berbicara memang harus hati hati.  Menurutku kunci sukses untuk menjadi pendengar yang baik adalah menahan diri. Yang perlu kita lakukan untuk memulai komunikasi dengan menjadi pendengar adalah langkah awal menjalin silaturahmi dengan sesama.
1. Berfikir positif.  Selalu ini yang mengawali semuanya untuk membuat hari harimu menjadi good day.  Tidak ada kurang mungkin apa bila kita selalu melakukan pemikiran yang positif.
2. Gunakan telinga untuk mendengar bukan mata karena mata untuk melihat bukan mendengar.  Tak jarang orang memilih milih untuk menjadi pendengar nya siapa. 
3. Luangkan waktu untuk mendengar saja, terlebih lagi yang bercerita berkeinginan untuk curhat.  Menghargai lawan bicara itu ibaratnya seperti menghargai diri sendiri. 
4. Diam.  Adakalanya kira perlu bicara tapi saranku kita diam saja dulu saat sedang mendengar. Orang bercerita terkadang tidak perlu kita jawab, cukup kita dengar mereka sudah senang. Ya tentunya didengarkan dengan baik. Karena memotong atau menimpal atau mengomentari bisa memperburuk keadaan,  hmmm... (aku rasa ini sering diluar kendali, kita)
Semoga kita bisa sama sama belajar menjadi pendengar yang baik.  Mengolah dan menjadikan pelajaran dari apa yang kita dengar:)

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © luluvicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑