Everything I need I get from you,
You give it back cause I want it too
I want to built you boat,
One as strong as you are free,
So anytime you think that your heart is
gonna sink,
You know it won’t
I want to built you a boat
1D- I Want to write You a song
Masih pukul lima tapi cahaya fajar sudah memasuki sela sela
jendelaku yang tertutup tirai. Mata ini masih terpejam akan tetapi telingaku
sayup sayup mendengarkan irama lagu, membuat bibirku bergerak menyanyikan lagu
tersebut. Kemudian perlahan kubuka mata dan semua bayangan yang membuatku patah
arang terlintas tanpa jeda. Aku bangkit dengan lemas, beginilah kalau habis
sholat subuh tidur lagi, seakan semua kesedihan mendatangi tak hanya itu
penyesalan yang bertubi tubi pun datang. Ada satu hal yang tidak bisa
dihindari, segala hal negative mulai merasuki. Segera aku buka lebar pintu dan
jendela kamar. Kubiarkan aroma pagi memasuki kamarku, lalu ku berjalan keluar
kos menuju sawah pematang di depan kos. Hmmmm....cobalah kau tarik nafas
sedalam dalamnya kemudian tahan dan rasakan kesegaran aroma dari parfum tanaman
padi yang ditanam dengan keringat harapan, dibarengi dengan hembusan angin
kecil melewati seluruh badanmu dan beberapa menembus pakaianmu menyenggol
pori-pori tubuhmu. Sejuk! Sekarang hembuskan perlahan sembari membuang semua
kesedihan dan kekecewaan yang mendatangi. Buang semua sampai habis dalam satu
kali hembusan. Hirup lagi udara pagi yang berisi hal hal positif, seperti
semangat, rasa sayang, senyum, pantang menyerah. Tahan dan biarkan semua hal
positif itu mengisi ruang kosong pada hati mu yang telah kau buang habis. Bayangkan
hal positif itu adalah sebuah virus baik yang menyatu dengan DNA mu membentuk
suatu mutasi gen yang terakit indah, bahwa kau selalu memiliki sisi positif. Hembuskan
nafas sebagai tanda aku siap menjalani hari ini. Ulangi saja kalau merasa belum
puas.
Alhamdulillah ini adalah nikmat tuhan untuk kita, dan kita
harus menjaganya selain memanfaatkannya. Udara, cahaya dan tetesan embun yang
gratis. Ku langkahkan kaki menuju kamar yang berbeda menuju kamar. Aku sekarang
harus lebih dari hari kemarin. Seketika aku teringat peribahasa “gajah mati meninggalkan gading,
macan mati meninggalkan taring, dan manusia mati meninggalkan nama” dan aku
harus berbuat baik sebaik baiknya, sebanyak-banyaknya. Bukan sebuah “nama” yang
tertanam kuat tapi kegunaanku sebagai seorang manusia. Seperti padi padi yang
ku lihat dipematang sawah tampak hijau segar dan besar, mereka ditanam dengan
harapan yang tinggi dari petani, berharap bisa memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dan orang lain. Setiap hari dijaga dan dipantau agar tetap
tumbuh. Dan tampak wajah petani yang setiap pagi datang itu seperti pengharapan
keduaorangtua ku yang menginginkanku menjadi seorang anak yang berguna, tak
sekonyong konyong nama yang terukir dalam tugu prasasti tapi perbuatan baik
yang membuat nama kita diingat tanpa peduli orang itu benci atau tidak. Tidak ada
orang yang membenci kita tapi mereka adalah orang yang mau memberikan kepada
kita pelajaran supaya kita peka dan memperbaiki sikap. Dan dalam hati ku yang
tak terbendung ucapan terima kasih untuk kedua orangtuaku yang lebih dari
apapun. Allah terlalu baik memberiku kedua orangtua yang selalu memberikan
segalanya dan keluarga yang penuh doa. Tapi apa yang bisa aku lakukan untuk
menjadi tanaman padi yang berguna? Membahagiakan mereka membuat sesuatu yang
berarti baik untuk mereka. Sementara ini hanya sekedar doa yang terpanjat tak
henti untuk mereka. Aku selalu percaya bahwa tidak ada orangtua yang jahat, mereka
baik tapi memiliki cara sendiri dalam menyampaikan. Marilah kita bersama sama
membangun tekat melakukan apapun dengan sebaik-baiknya karena tidak ada
orangtua yang mengharapkan anaknya tidak baik. Kalau orangtua saja bisa senang
pastilah yang lain juga bakalan senang. Selamat pagi para penerus bangsa,
semoga kita selalu bahagia dalam apapun keadaanya J
0 komentar:
Posting Komentar