tiba disuatu ketika aku mulai jenuh dengan pekerjaan yang hampir satu tahun berjalan. pekerjaan yang stagnan tidak ada perubahan yang berarti setiap harinya. seolah aku merasa ini bukan jalanku, aku harus segera pergi dari area ini. begitulah jeritan hatiku yang kerap muncul ketika keterpurukan menimpaku. sejak dulu, aku melangkah tanpa tujuan. sekarang aku disadarkan oleh sebuah proses, bahwa setiap tindak tanduk yang kita lakukan haruslah bertujuan untuk menentukan langkahmu. sesosok laki laki berbadan besar pernah memberikan petuah tersebut untuk diriku yang egois dan cuek terhadapan kehidupan orang lain. tubuhku yang mulai terkena kekeringan seiring dengan berjalannya keringnya kemarau.
disaat aku mulai melihat masalah yang banyak aku cuekin, sekarang aku mulai resah. bagaimana menghadapi itu semua? setiap aku berusaha memperbaiki satu per satu yang ada aku malah menambah masalahku. dan hingga tiba pada fase aku mulai menyalahkan diri sendiri. siapa lagi yang disalahkan? karena semua tindakan yang terjadi karena keputusanku sendiri.
awalnya aku merasa menyerah ingin menyudahi masalah ini dengan jalan pintas, tapi apa gunanya lari dari masalah. buktinya sekarang masalah semakin menumpuk ketika satu persatu masalah tidak segera aku kerjakan. apa aku akan menambah masalah lagi?
langkah apa yang harus aku lakukan? aku mulai menghubungi orang orang yang bisa kupercaya.
1. menanyai mereka apa yang harus aku lakukan. mereka semua menjawab selesaikan satu per satu masalah terdekat dengan deadline. dan ini hanya sambil lalu, karena kepalaku rasanya mau pecah kalau disuruh memikirkan semua deadline dealine ini. yaa...namanya terpenjara di tempat yang bukan passion aku.
2. menanyai diri sendiri. kamu bisa ga menghadapi ini semua? ini masalah kecil, kenapa orang-orang bisa menghadapinya kamu engga? ga malu ? semua itu salah dirimu sendiri. usahamu belum maksimal.
endingnya menyalahkan diri sendiri lagi kan...
tiba tibe muncullah qoutes entah apa dari kakakku, "habiskanlah jatah kegagalanmu sekarang" ! aku merasa agak terpukul. aku tau kakakku itu pasti lebih makan asin manisnya hidup dengan banyak ujian yang dia hadapi, sampai saat ini aku selalu melihat dia santai tapi semua masalahnya terselesaikan.
menghabiskan jatah gagal dari tuhan bukan berarti aku akan menumpuk kegagalan, karena setiap 1 per satu kegagalan pasti ada pelajaran yang belum kita pahami. aku mulai berfikir, Allah sungguh baik kepadaku. masalah bukanlah bukti ketidakadilan, ketidaksukaan justru sebaliknya. coba lihat ketika habis hujan muncul pelangi, ibaratnya juga seperti saat naik gunung, susah naiknya tapi tak bisa dibayar pakai apapun lukisan tuhan itu. ya benar naik gunung aja perlu persiapan, jadi aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah ini dan akan ku selesaikan dengan menikmatinya serta mengambil pelajaran disetiap langkah yang akan aku ambil. mungkin setelah kegagalan-kegagalan yang terjadi dan perubahan yang terjadi akan membuat kita naik derajat menjadi manusia yang lebih baik. akan kucari kegagalanku di masa muda ku ini, agar masa tuaku sudah habis jatah gagalku. terima kasih ya Allah :)) terima kasih kakak :D
aku akan bersyukur sekali apabila kegagalan-kegagalan ini datang ketika usia produktifku, karena aku yakin karena kegagalan ini akan membuat kita belajar. kamu tidak akan belajar apabila kamu sombong! inilah yang terjadi padaku, aku merasa semua ini memang dari aku dan hanya aku yang bisa memperbaiki. banyak hal yang harus ku lakukan dan ku coba. kegagalan kegagalan ini aku harap akan menjadi langkah awalku supaya bisa menjadi manusia yang baik, manusia yang bisa berguna untuk maasyarakat umum. kita harus selalu bersyukur atas semua yang terjadi, baik dan buruk, pahit dan manis. ingat nasib kita, cuma kita yang bisa menentukan. kalau bukan kita siapa lagi?
"tubuhku yang mulai terkena kekeringan seiring dengan berjalannya keringnya kemarau" ini apa coba maksudnya hahahha..
BalasHapushahaha.. asal nulis nitha, aku aja ga sadar keluar kata kata darimana..hahahahahaa
BalasHapus