Sabtu, 16 Mei 2015

Membuat sederhana


Sudah dua hari saya berada di rumah, karena meliburkan diri dari rutinitas setiap hari. Ya... koas, sebagai mahasiswa koas di sebuah universitas swasta terkadang membuat saya agak merasa njegleg menjadi orang. Saya adalah seorang perempuan yang berasal dari desa di salah satu kabupaten kecil yang tidak begitu terkenal di provinsi jawa timur, ngawi. Tidak semua orang tau asal saya dan tidak banyak yang ingin tau juga karena belum ada kesan menarik yang membuat orang melirik daerah asal saya ini, meskipun begitu saya tetap akan bangga menyebut nama ngawi bila ada yang tanya saya berasal dari mana. Saya lahir disana dan tumbuh besar di sebuah desa yang bernama gelung. Saya tidak tahu asal muasal nama desa saya ini tapi saya merasa ingay suatu benda kalau menyebut tempat tinggal saya itu. Gelung yang saya tau adalah rambut yang dipuntir-puntir terus diikat diatas kepala jadi seolah dikepala itu ada cempolnya *halah bahasa apa pula itu, hahahahaha. Pagi ini saya ingin bercerita tentang kenjeglegan yang saya alami. Mungkin banyak kata ibarat curhat, tapi semoga kita bisa sama-sama belajar. Saya menulis belum berarti saya sudah melakukannya, karena saya tau saya juga sedang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik dari kemarin, yang saya tahu kalau kemarin itu saya adalah buruk dan saya sedang menungkatkan ke level sedang. Gejolak anak muda seperti saya ini memang masih tinggi, masih belum sadar diri, terbawa ego dan mudah dikendalikan hawa nafsu. Kemarin saya sempat ikut suatu kelas yang diadakan perkumpulan akademian di kota pelajar ini. Kelas yang membahas tentang hidup sederhana oleh seorang lulusan psikologi dari universitas ternama di kota pelajar ini. Saya tertarik dengan materinya tapi saya gagal fokus karena saya melihat leptop yang dimiliki pengisinya adalah macbook, yang garis besarnya saya pengen itu. Hahahaha.... dari materi materi yang disampaikan sebenarnya cara menjadi sederhana itu ya sederhana saja, terutama buat saya yang orang desa mungkin itu bukan trik khusus tp saya akui saya hampir melupakan rasanya menjadi sederhana karena terlalu terbawa suasana di dunia perkoasan.
Koas adalah suatu kegiatan klinik yang saya lakukan pasca menjadi sarjana kedokteran gigi, dan ini terus saya jalani agar bisa mendapatkan gelar dokter gigi. Bukan hal yang gampang menjalani ini karena saya menyadari akhir akhir ini kalau ternyata saya terlena dan terbawa arus menikmati koas dengan hidup santai tapi menghamburkan uang orang tua. Saya tersadar ketika saya berbincang-bincang dengan seorang teman seangkatan saya yang sangat ingin segera lulus koas kemudian sumpah dan keluar dari instansi yang sekarang saya hidup di dalamnya itu. Dia sangat berambisius untuk jalan dengan cepat bahkan hampir berlari menurut saya karena rasa tidak nyamannya, kemudian saya bercermin pada diri saya sendiri. Saya mengatakan saya tidak betah disini tapi kenapa saya menikmatinya? Itu menjadi pertanyaan besar dalam hati saya. Dan suatu pagi saat saya berada di rumah saya duduk termenung di teras rumah melihat jalan depan rumah saya, kebanyakn yang lewat adalah sepeda, motor dan masih banyak yang berjalan kaki, mobil adalah jarang sekali terlintas. Lalu saya kembalikan pada saat saya di jogja, bagaimana rasanya mancet dan kendaraan bermotor lebih banyak, sepedapun hampir punah sepertinya. Ini saja sudah menunjukkan kesederhanaan yang hampir saya lupakan. Di kota saya sampai mendatangin sebuah kelas untuk mencari kesederhanaan supaya apa yang saya miliki bisa tertata, kembali ke desa semua tertata secara otomatis karena kesederhanaan memang sudah ada tanpa dicari. Sederhana itu ya sederhana, dan sederhana itu membuat bahagia. Hati saya benar-benar berbeda ketika ada disini dan disana. Tidak ada yang saya iri kan disini, bahkan rasa syukur tak kurang untuk selalu saya ingat. Alangkah berbedanya dengan apa yang terjadi pada diri saya ketika saya berada di kota besar. Sedikit yang saya mengerti tentang arti sederhana sebenarnya karena terkadang saya berfikir sederhana atau ngirit atau prehatin itu nyrempet bisa dikatakan sama dalam suatu kondisi. Kalau kata bapak saya sih sebenarnya ga ada bedanya di desa dan di kota, tapi karena intensitas orang yang nrimo di desa itu lebih banyak daripada di kota jadi terlihatlah persaingan materi di perkotaan. Pada bab "bahagia itu sederhana" yang saya ikuti di ceritakan tentang kebahagian seorang nelayan dan seorang mahasiswa yang berambisi, tapi karena nelayan menerima kebahagiaan dengan kesederhanaan tanpa materi berlimpah ruah. Berbeda dengan orang yang sudah terlanjur terbawa nafsu hati nya, mereka yang berfikir materi yang membawa kebahagiaan tak bisa disalahkan secara langsung karena hati yang berbahagia dengan kedatangan nafsu maka akan memenuhi keinginan nafsu seperti halnya orang jatuh cinta.
Saya ingin kita sama sama belajar hidup sederhana di realita kehidupan kota yang penuh glamoritas. Ini mungkin beberapa tips yang saya rangkum dan SEDANG saya usahakan untuk lakukan, jadi belum selesai saya lakukan, karena belajar itu tidak akan pernah ada habisnya apalagi mempelajari hidup.
  1. Niat untuk berubah
  2. Berusaha bangun pagi. Stel alarm sepagi mungkin, karena biasanya orang mulai menata semuanya di pagi hari. Saat bangun cobalah untuk bersyukur, mengingat nikmat yang kita dapat kemarin dan hari ini masih diberi hidup. Pikirkan orang orang yang kita sayangi dan rencanakan apa yang akan kita lakukan untuk mereka. Saya akan memberikan sesuatu kepada orang yang saya sayangi tanpa menggunakan materi. Tariiiiikk nafas panjang.... hembuskan dan mulai berfikir untuk itu.
  3. Berdoa atau langsung bisa dengan sholat subuh.
  4. Olahraga. Bisa dengan jalan santai keliling kompleks atau sepedahan. Nah disaat seperti ini kita harus menggunakan energi positive kita. Kita sapa setiap orang yang kita temui dan beri senyum paling ikhlas kita. Menurutku disinilah kita harus melakukan observasi terhadap apa yang kita lihat. Bagaimana kebahagiaan-kebahagiaan yang muncul dari raut wajah orang yang kita temui. Saya paling suka hal ini.
  5. Sarapan. Bukan sekedar sarapan, tapi harus berdoa sebelum makan berterima kasih karena kita diberi rezeki untuk bisa membuat badan kita, bersyukur setelah makan karena kita masih bisa merawat badan dengan makan SECUKUPNYA. Saran saya kita harus sarapan supaya mencegah nanti diajak makan mahal oleh teman mungkin. Kalau tidak rajin-rajinlah puasa supaya bisa semakin merasakan rasa syukur. Lebih mendekatkan diri dengn tuhan tentunya.
  6.  Jika ada uang sisa beri rezeki orang-orang yang berusaha memperjuangkan hidupnya dengan berjualan.
Itulah rutinitas pagi yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan semangat sederhana. Life is simple if we thinking simple too. Happiness is simple with simple life :))

Categories: , ,

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © luluvicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑